Kamis, 28 Mei 2009

GERAKAN ANTI ROKOK


Seperti yang telah kita ketahui bahwa merokok lebih banyak kerugiannya dibandingkan dengan kelebihannya. Rokok dan merokok merupakan masalah yang masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat Indonesia masih sulit untuk dihentikan. Dalam rokok terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok.

Ironisnya para perokok sebenarnya sudah mengetahui akan dampak dan bahaya dari merokok, namun masih tetap saja melakukan aktivitas tersebut. Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan ketidaknyamanan mereka ketika berdekatan dengan orang yang merokok. Terbukti bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga berdampak pada orang-orang disekelilingnya. Bahkan saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang aktif merokok, namun kita bisa lihat anak-anak dengan seragam SMP bahkan SD mulai merokok di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari peran serta orang dewasa yang merokok.

Melarang merokok memang dlematis di negara berkembang ini, karena ini sudah mencakup bermacam kepentingan, ditambah lagi sebagian besar kegiatan keolahragaan di Indonesia masih menggunakan merk rokok tertentu sebagai sponsor utamanya.

Melarang bukanlah solusi. Ini tak bisa dihentikan hanya dalam hitungan hari. Menghentikan tak mungkin, mengurangi mungkin. Kampanye persuasif dan terus-menerus yang bisa dilakukan. Pendapatan pemerintah dari cukai rokok memang banyak, tapi subsidi pemerintah untuk penyakit akibat rokok juga besar. Ditambah lagi mitos yang mengatakan merokok itu jantan adalah mitos ciptaan iklan. Ini terbukti terbalik dengan kenyataan. Perokok itu merusak kesehatan.

Anggapan tersebut salah besar karena dengan merokok menghisap karbon mono-oksida dan ribuan zat beracun lainnya. Ini menyebabkan suplai oksigen ke paru-paru kurang, juga resiko kanker. Hal diatas bisa menggambarkan bahwa merokok lebih banyak hal negatif yang didapat dalam kesehatan maupun ekonomi. Hal negatif di dalam ekonomi yaitu sebagai perokok aktif pasti orang rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli rokok, yang sebenarnya kebutuhan pokok orang tersebut belum tentu sudah terpenuhi semuanya.

Bisa diibaratkan orang yang merokok adalah orang yang egois dengan secara tidak langsung orang yang merokok memaksa orang lain menghirup asapnya juga, karena pasti orang yang merokok tidak melihat situasi kondisi ditempat dia merokok, mau di sekolah, di angkutan umum, dan sarana umum lainnya, hal tersebut bisa disebut perokok merupakan orang yang egois. Kita memang hidup di zaman demokrasi yaitu kebebasan setiap orang dalam hal apapun, tapi demokrasi bukanlah kebebasa tanpa batas, kepentingan orang lainlah yang membatasinya. Jadi bila ingin merokok lihatlah situasi dan kondisi agar tidak menggangu kesehatan dan kepentingan orang lain.